Kamis, 28 Juli 2011

RAILBUS SOLO

Menteri Perhubungan Freddy Numberi meresmikan pengoperasian railbus jurusan Solo-Wonogiri, pada hari selasa 26 Juli 2011. Dalam sambutannya Menhub mengharapkan prasarana tersebut akan mampu memperlancar mobilitas warga, meningkatkan perekonomian, dan menjadi salah satu andalan wisata bagi Solo dan sekitarnya. Apalagi wisata di Solo sangat unik dan jika dikembangkan maka bisa sangat membanggakan bagi kota ini. Menhub juga mengatakan, railbus yang akan melayani rute Solo-Wonogiri tersebut merupakan buatan PT INKA Madiun dengan nilai hampir Rp 17 miliar dengan kapasitas 180 penumpang. Sementara itu Walikota Solo mengatakan bahwa Railbus ini diharapkan bisa melayani kebutuhan masyarakat Solo hingga 30 tahun kedepan.
Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan pribadi di Indonesia, menyebabkan tingginya konsumsi BBM dan kemacetan di jalan, tidak terkecuali di kota Solo. Untuk itu perlu mulai dikembangkan moda transportasi massal kereta api yang bisa menghemat energi, dekat dengan masyarakat dan tanpa kemacetan. Terkait hal ini PT INKA memproduksi sarana perkeretaapian untuk dioperasikan di Kota Solo dengan tujuan Solo-Wonogiri yang menempuh jarak 33 kilometer.





TOKYO METRO SERI 6000 (TM 6000)

Tokyo Metro (TM) seri 6000 merupakan KRL yang dioperasikan di Chiyoda oleh Tokyo Metro. KRL TM seri 6000 mulai diperkenalkan untuk pelayanan penumpang pada tahun 1971. KRL TM seri 6000 memiliki panjang gerbong kurang lebih 20 meter dan dilengkapi dengan 4 pintu otomatis disetiap sisi kiri dan kanan setiap gerbongnya.
Pada bulan Januari 2011, Indonesia membeli KRL TM seri 6000 ini tepatnya seri 6126 bekas dari Jepang. Selanjutnya diikuti dengan tipe 6115 untuk penambahan armada KRL Jabodetabek.

Gambar diatas diambil saat Running Test TM seri 6000 melintasi stasiun UI.

JADWAL KRL JABODETABEK JALUR BEKASI MULAI 2 JULI 2011

JALUR BEKASI


TOKYO METRO SERI 7000 (TM 7000)

Tokyo Metro seri 7000 merupakan jenis KRL ganda yang dioperasikan oleh Tokyo Metro di Tokyo, Jepang sejak tahun 1974. Pada bulan Maret 2010, Indonesia membeli 10 set TM 7000 (7117), lalu diikuti oleh 7121, 7122, 7123 pada bulan April 2010.
TOKYO METRO SERI 7000 DI TOKYO, JEPANG

TOKYO METRO SERI 7000 SETELAH DI INDONESIA

TOKYO METRO 05 SERIES (TM 05)

Tokyo Metro seri 05 adalah unit listrik ganda yang beroperasi di Metro Line Tōzai Tokyo di Jepang. TM 05 dibuat pada tahun 1988-2004 (total 43 set10-mobil kereta api) sehingga mereka memiliki sejumlah varian. Set 05-125 seterusnya memiliki ujung depan yang didesain ulang dan disebut seri05NPara master controller mencakup sistem deadman dimana rem diterapkan jika masinis melepaskan master controller. 


JALUR DI JEPANG YANG MENGGUNAKAN TM 05

  • Tozai Line
  • Toyo Rapid Line (Jalur Cepat Toyo) antara Stasiun Nishi-Funabashi dan Stasiun Toyo-Katsutadai.
  • JR Line antara Stasiun Nakano dan Stasiun Mitaka.
  • JR Line antara Stasiun Nishi-Funabashi dan Stasiun Tsudanuma (hanya pagi hari kerja dan malam hari).
SPESIFIKASI TM 05

 05-101 to 113F05-114F05-115 to 118F05-119 to 124F05-125 to 133F05-134 to 139F05-140 to 143F / All sets of 2000 series
Maximum speed110 km/h120 km/h
Acceleration3.3 km/h/s3.0 km/h/s3.3 km/h/s
Deceleration3.5 km/h/s (emergency 5.0 km/h/s)
Front end styleRectangular lights, no skirtRound lights, skirt
HeadlightsSealed beamHID
Destination indicationRoller blind3-color LED
LED displays inside car8 per car4 per car
Control systemChopperGTO-VVVFChopperIGBT-VVVF
MT ratio5M5T4M6T5M5T4M6T5M5T
Motor output (per motor)160 kW200 kW160 kW205 kW165 kW
Train power output3,200 kW3,280 kW3,300 kW
Gear ratio5.73 (86:15)7.79 (109:14)5.73 (86:15)7.79 (109:14)6.21 (87:14)
Pantographlozenge x5lozenge x4lozenge x5lozenge x4single arm x5Notesingle arm x3
Door width1.3 m1.8 m1.3 m
Driver's cabDual handleSingle handle
Seat configuration(intermediate cars)3-7-7-7-32-6-6-6-24-6-7-6-43-7-7-7-3



    TOKYO METRO SERI 05 DI JEPANG

    Tokyo Metro 05 series


    TOKYO METRO SERI 05 SETELAH MASUK DI INDONESIA


    Rabu, 27 Juli 2011

    Kereta Khusus Wanita (KKW) di KRL Ekonomi

    Belum lama ini, Kereta Khusus Wanita (KKW) ada di KRL Ekonomi. Dilihat dari sticker yang terpampang pada gerbong kereta yang hampir sama dengan yang ada di KRL AC yang lebih dulu diadakan KKW. Tapi sayangnya KKW di KRL Ekonomi ini belum efektif karena masih saja ada penumpang pria yang naik disana. Tidak adanya petugas yang menjaga dan kurangnya rasa sadar dari para penumpang, menjadikan KKW pada KRL Ekonomi belum berfungsi sepenuhnya.



    Kereta Pustaka Indonesia

    Sebagai salah satu upaya untuk melestarikan sarana perkeretaapian Unit Pelestarian dan Benda Bersejarah PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero)  melakukan perbaikan/modifikasi pemanfaatan, salah satunya dengan merombak gerbong barang B 80101 menjadi Kereta Pustaka Indonesia yang selanjutnya dijadikan sebagai kereta baca dan mobile museum. Gerbong seri B 80101 yang mulai dinas pada tahun 1980 merupakan salah satu sarana angkut barang yang sangat efisien sebagai alat pengangkut yang ramah lingkungan serta daya angkutnya besar. Dahulunya gerbong ini merupakan kereta rel diesel (KRD) kemudian dirombak menjadi gerbong bagasi. Saat ini gerbong tersebut kondisinya masih layak pakai dan siap operasi (SO).



    Proses pengerjaan gerbong yang dilakukan di Balai Yasa Manggarai ini dimulai pada tanggal 22 Juni 2011, dan selesai pada tanggal 18 Juli 2011. Pengerjaan gerbong ini dimulai dengan pengerjaan design bergambar 5 Stasiun cagar budaya yang berada di DKI Jakarta yaitu Stasiun Tanjung Priok, Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Manggarai, Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Jatinegara, serta ditambah dengan beberapa bangunan cagar budaya perkeretaapian, diantaranya Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu, Kantor SCS Tegal, Stasiun Kediri, Stasiun Cilacap, dan Stasiun Cirebon. Proses perbaikan dan perencanaan desain yang ramah lingkungan dilakukan dalam memodifikasi gerbong ini. Material gerbong yang pada dasarnya terbuat dari baja membuat kesan panas dan berat ketika dibayangkan, dengan pemilihan bahan semi permanen serta ringan dalam proses modifikasi akan dapat merubah penilaian sehingga dapat berfungsi baik dengan prinsip ramah lingkungan, teknologi modern, nyaman, fungsional dan menarik.







    sumber artikel :

    KRL Toyo Rapid 1000 & 5000

    KRL Toyo Rapid 1000





    KRL Toyo Rapid 5000


    *gambar dari penulusuran Google*

    KRL Tokyu 8000 & 8500

    KRL Tokyu SERI 8000


    Setelah datangnya KRL AC pertama seri Rheostatik 6000, KRL AC selanjutnya yang dibeli bekas dari Jepang adalah seri Rheostatik 8000 dan 8500. Memiliki desain yang hampir mirip. KRL ini paling banyak ditemukan. Tapi sampai tulisan ini dibuat, AC pada KRL jenis ini kadang tidak berasa. KRL tipe ini pun sering menjadi sasaran penumpang saat penumpang overload yakni dengan mengganjal pintu KRL.

    KRL Tokyu SERI 8500




    KRL-I Prajayana (Djoko Lelono 3)


    Tahun 2001, PT. INKA menyelesaikan pembuatan seri KRL AC pertama buatan Indonesia, yang dinamai Kereta Rel Listrik Indonesia (KRL-I) “Prajayana”. KRL ini merupakan produk KRL AC pertama INKA berupa rangkaian prototype yang kemudian menjadi desain acuan untuk produk KRL INKA selanjutnya, yaitu KRL INKA-Bombardier atau yang dikenal dengan sebutan KRL KfW.
    KRL ini merupakan KRL INKA pertama dengan teknologi Variable Voltage Variable Frequency tipe Insulated Gate Bipolar Transistor (VVVF-IGBT) dan telah terkomputerisasi serta memiliki sistem manajemen rangkaian Train Control and Management System (TCMS) yang canggih untuk menunjang pengoperasian secara optimal. KRL ini dibangun sebanyak 8 unit (2 rangkaian), dengan formasi 4 kereta tiap rangkaiannya.
    KRL ini selalu beroperasi dengan rangkaian tunggal (1 Trainset/TS) sejak awal pengoperasiannya hingga saat ini. Rangkaian pertama (TS1) KRL-I mulai beroperasi tanggal Februari 2003 dan rangkaian kedua (TS2) pada Maret 2003. Dahulu, rangkaian TS1 berwarna jingga dan sering beroperasi sebagai KRL Serpong Ekspres atau Sudirman Ekspres. Sedangkan untuk TS2 dengan tampilan warna hijau dan ungu sering beroperasi sebagai KRL Bogor Ekspres (Boo-Thb).
    30 November 2007, KRL ini beralih fungsi menjadi KRL Ekonomi AC Lingkar Jakarta lintas Manggarai – Tanah Abang – Kampung Bandan – Pasar Senen - Jatinegara – Manggarai dan sebaliknya. Tampilan KRL pun seketika berubah menjadi berwarna biru dan bernama “Ciliwung Blue Line”. Tahun 2010 sejak dibukanya stasiun Tanjung Priok untuk KRL, KRL ini juga melayani rute Bekasi – Tanjung Priok (PP). Namun ini tak bertahan lama, sejak diterapkannya pola Loop Line, KRL ini akhirnya beralih fungsi sebagai KRL pengumpan (feeder) lintas Jakarta Kota – Kampung Bandan (PP) atau Manggarai – Duri (PP). KRL ini pun diberi nama “Djoko Lelono 3” sejak tahun 2010.



    - Fajar Eko Ryanto & Majalah KA Edisi Juni 2013 -

    KRL Toei 6000





    KRL AC pertama yang ada di Indonesia. KRL ini merupakan pembelian kereta bekas dari Jepang oleh Indonesia. Seri ini awalnya hanya melayani kelas Ekpres AC. Mulai diperkenalkan kira-kira tahun 2000-an.

    *gambar hasil penelusuran Google*

    KRL VVVF INKA - HITACHI


    KRL VVVF Hitachi merupakan hasil kerja sama INKA - HITACHI. Kereta ini memiliki desain depan yang berbeda dengan kereta yang lainnya. Kereta non-AC ini dibuat sekitar tahun 1997-1998. Pertama kali peluncuran, kereta ini melayani rute KRL Pantura Bekasi. Tapi saat ini KRL ini menjadi KRL yang melayani kelas Ekonomi. KRL ini sering melayani komuter Bekasi.

    KRL VVVF Holec BN

    KRL VVVF Holec BN merupakan KRL yang dibuat oleh INKA (Industri Kereta Api) Indonesia bekerja sama dengan HOLEC BN (Belanda). KRL ini mempunyai desain yang cukup modern pada waktu pertama kali diluncurkan. Kereta ini dilengkapi dengan pintu otomatis dan speaker disetiap gerbongnya. Kereta ini berjaya di eranya yaitu sekitar tahun 1996 yang melayani kelas Ekspres. Tapi kini kereta ini menjadi ekonomi dengan kondisi pintu otomatis dan speaker sudah rusak. Kereta ini pun sering sekali mengalami gangguan teknis (mogok), karena setiap saya naik ini, akselarasi kereta ini lebih lambat dibandingkan dengan ekonomi seri 115. Tapi asalkan perawatannya rutin, kereta ini masih layak untuk melayani komuter.



    *gambar penelusuran Google*

    KRL Rheostatik seri 115 versi stainlis

    KRL Rheostatik ini seri 115 juga tapi yang membedakannya adalah gerbongnya terbuat dari stainlis. Lebih tahan karat daripada seri 115 sebelumnya. KRL ini mulai beredear di jalur jabodetabek kurang lebih pada tahun 1983. Kejayaan KRL ini pernah menjadi KRL Ekspres, tapi sayangnya saat ini nasibnya semakin parah karena umurnya yang udah cukup lama. KRL ini saat ini melayani kelas Ekonomi di Jabodetabek.



    *gambar dari penelusuran google*